Nurul Is.
Wardani
Ketika lemah
dan lelah yang tak berlapis iman
Maka nestapa
dan air mata telah berhasil menggerogoti jiwa
Dalam
kesendirian malam aku merintih
Menitikkan
air mata yang tak mestinya terjatuh
Masih
terlalu jauh kehidupan ini,
Diriku masih
bagaikan setetes embun pagi
Siap diterpa
fajar, dan dikikis oleh panasnya mentari
Tapi,
tidakkah Sang Fajar begitu cepat datang?
Setetes
embun pagi bahkan belum mampu menyejukkan hati
Tuhan,
bimbing aku jejakkan hatiku
Pada beribu
kepingan kehidupan yang tak mampu ku pilah absahnya
Tunjukkan
aku cara untuk Kuat
Bisikkan
pada sujudku arti kuat yang sejati
Bahkan
ketika tak mampu lagi kusyukuri nikmat nafasmu
Sebelum
ribuan lelah menghasut jiwa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar